Senin, 29 September 2025
PALEMBANG- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru menaruh curiga terhadap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dalam program makan bergizi gratis (MBG). Beberapa kejadian keracunan dampaknya tidak dirasakan seluruh sekolah yang didistribusikan MBG.
"Setiap saya mendengar laporan masalah MBG, saya akan cek kebenarannya dulu melalui dinkes. Ini terjadi di satu titik atau di banyak titik. Pertanyaannya, kalau hanya di satu titik, sementara dapurnya mendistribusikan MBG untuk beberapa sekolah, kok kejadian keracunannya di satu titik, yang lain tidak," ujar Deru dikutip dari Detiksumbagsel.
Deru menduga, SPPG punya vendor untuk memasak menu MBG yang kemudian didistribusikan melalui nama lembaga tersebut.
"Apakah, dapur (SPPG) ini atas nama, tapi yang masaknya vendor? Secara izin mungkin satu tapi yang masaknya vendor kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah," kata Deru.
Dia sudah meminta Dinkes Sumsel untuk melakukan pendalaman terhadap permasalahan tersebut. Dia masih menunggu jawaban dari Dinkes Sumsel yang diberi tugas.
"Saya masih minta jawaban dari dinkes. Kejadian ini sama seperti kejadian di OKI kemarin. Saya minta Dinkes Sumsel lakukan pendalaman, bukan penyelidikan. Kalau penyelidikan nanti APH (aparat penegak hukum)," ungkap Deru.
Dalam kasus keracunan MBG di OKI, diketahui jika siswa yang terdampak sebanyak 80 orang. Yakni sebanyak 50 siswa dari SMPN 1 Pedamaran dan 30 siswa SDN 5 Pedamaran.
Dalam kejadian itu, hasil laboratorium dari BTKL dan BPOM Palembang menyebut jika terdapat bakteri E Coli pada menu makanan (soto ayam dan tahu krispi) dan air yang dipakai SPPG. Berdasarkan laporan Dinkes OKI, air yang dipakai bersumber dari tangki mobil dan isi ulang.
