PALEMBANG – Persaingan sepak bola di Sumatera Selatan memanas jelang bergulirnya kompetisi Pegadaian Liga 2 musim 2025/26, usai mencuatnya kabar klub baru bernama Sumsel United yang dikabarkan akan menggantikan Persikas Subang. Kehadiran tim ini memicu reaksi keras dari sebagian fans Sriwijaya FC.
Video beredar menunjukkan sejumlah oknum suporter menempelkan stiker dan spanduk penolakan terhadap Sumsel United di beberapa titik fasilitas umum seperti tiang penyangga LRT dan rambu jalan. Tulisan seperti "SFC ATAU TIDAK SAMA SEKALI", "SUMSEL UNITED SCUM", hingga "KICK BUSINESS FROM FOOTBALL" terlihat jelas dalam aksi tersebut.
Sekretaris Komunitas Pecinta Sepakbola Sumsel (KPSS), Ruly Fitriansyah, menanggapi aksi tersebut dengan menyesalkan tindakan penolakan yang dinilai dilakukan oleh sebagian kecil oknum.
“Ini hanya dilakukan oleh nol sekian persen dari masyarakat Sumsel. Biarlah ada pro dan kontra, itu hal biasa. Yang penting, sepak bola di Sumsel bisa berkembang,” ujar Ruly kepada Sripoku.com, Sabtu (31/5/2025).
Menurut Ruly, hadirnya Sumsel United seharusnya menjadi hal yang membanggakan karena menambah semangat persaingan sehat dalam kancah sepak bola nasional.
“Di Jawa Timur saja bisa punya banyak klub, kenapa Sumsel tidak? Semakin banyak klub, semakin banyak peluang bagi pemain lokal dan geliat ekonomi olahraga juga meningkat,” tambahnya.
Dari beberapa sumber media sosial, disebutkan bahwa Sumsel United telah mengakuisisi 95 persen saham Persikas Subang dan akan segera diumumkan secara resmi sebagai tim Liga 2 2025/26 yang berbasis di Sumsel. Tim ini juga diprediksi akan satu grup dengan Sriwijaya FC dalam zona barat Liga 2, menciptakan kemungkinan derby panas bertajuk “Derby Sumsel”.
Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, yang disebut sebagai inisiator berdirinya Sumsel United, menegaskan bahwa klub baru ini bukan hadir untuk menjadi pesaing Sriwijaya FC.
“Justru dengan adanya Sumsel United, sepak bola Sumsel akan lebih semarak. Ini bukan persaingan negatif, tapi pembanding positif,” tegasnya.
Cik Ujang menyebut, Provinsi Sumsel memiliki 17 kabupaten/kota dengan potensi besar, sehingga wajar jika ada lebih dari satu klub profesional. Ia mencontohkan Medan dan provinsi lain yang bisa memiliki banyak klub profesional secara bersamaan.